Vaksin COVID-19 untuk Lansia
Juru bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., menjelaskan akan ada sekitar 21 juta orang yang termasuk kategori lansia yang akan menjadi sasaran program vaksinasi tahap kedua. Lebih lanjut, dr. Nadia juga menjelaskan bahwa ada prosedur spesifik dan berbeda untuk melakukan vaksinasi kepada lansia tersebut. “Untuk penyuntikan menggunakan vaksin Sinovac ini, interval penyuntikan khusus untuk lansia adalah 28 hari, ” jelasnya.
Tak hanya berkaitan dengan interval penyuntikan, ada tahapan lain yang diberlakukan kepada lansia. “Untuk tekanan darah dan suhu, sama dengan kategori lain, yaitu suhunya mesti 37,5 derajat celsius ke bawah dan tekanan darahnya tidak boleh lebih dari 180/110 mmHg. Yang berbeda adalah yang berkaitan dengan kondisi fisik, ada tambahan pertanyaan pada tahapan wawancara terkait hal itu sebelum dilakukan penyuntikan kepada lansia. Ini wujud aspek kehati-hatian,” ujar dr. Nadia.
Beberapa pertanyaan tambahan tersebut antara lain:
Apabila ada tiga atau lebih jawaban “ya” pada pertanyaan tersebut, maka vaksin tidak dapat diberikan. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, calon penerima vaksinasi kategori lansia diharapkan memberikan keterangan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Ini juga dilakukan agar efek vaksin yang diberikan bisa bekerja maksimal.
Hal Lain yang Perlu Diperhatikan
Pemberian vaksin pada kelompok lansia diharapkan bisa ikut melindungi orang lain yang belum mendapat vaksin, yakni mencegah terjadinya infeksi dan penularan atau mencegah gejala berat yang berakibat fatal jika mereka tetap terinfeksi virus. Selain itu, orang yang sudah divaksin dan beraktivitas di luar rumah diharapkan tidak membawa virus penyebab penyakit ke dalam rumah. Pasalnya, kini kluster keluarga dilaporkan lebih banyak terjadi daripada kluster perkantoran atau yang lainnya.
Namun, hasil uji klinis vaksin terhadap lansia disebut menunjukkan dampak yang sedikit berbeda dengan kelompok usia lebih muda. Diduga faktor siklus imunitas berperan dalam hal ini dan memengaruhi efektivitas dari vaksin. Seiring bertambahnya usia, tubuh manusia umumnya akan mengalami transformasi atau perubahan, termasuk pada kekebalan tubuh.
Akibat kekebalan cenderung mengalami penurunan, maka ini akan berpengaruh pada respons tubuh saat menerima pengobatan, dalam hal ini vaksin corona. Dengan kata lain, ada kemungkinan vaksin akan lebih bekerja lebih baik pada orang-orang yang berusia lebih muda. Meski begitu, vaksin untuk lansia tetaplah diperlukan, karena pada dasarnya merekalah yang sangat mungkin mengalami gejala yang lebih berat jika terinfeksi virus corona.
Selagi menunggu untuk mendapatkan giliran vaksin, penting agar kamu membantu para lansia yang tinggal bersamamu untuk tetap menerapkan pola hidup sehat. Biasakan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, rutin cuci tangan, menerapkan physical distancing, serta mengenakan masker saat keluar rumah.
Salam Sehat, Kasih Untuk Sembuh (dari berbagai sumber by.rh)
Image : https://covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum/mengapa-lansia-menjadi-prioritas-vaksinasi-covid-19